Tema
: IBU kasih sayangmu sepanjang masa
Tetesan Tinta Hitam Pelapis Kasih Sayang
Seraut wajah dipenuhi peluh keringat.Muka
yang tak pernah jenuh menemani hari-hariku.Kerutan kening di dahinya melukiskan
bahwa fikiran yang bercabang telah membuyar dalam fikiran dan urat sarafnya,
yang senantiasa datang secara silih berganti setiap hari yang telah tuhan
hadirkan untuknya.
Nuraini,
itulah namanya, ia lahir dari rahim seorang ibu yang luar biasa, sehingga
menjadi seorang wanita yang begitu perkasa dan tangguh. Ia adalah sosok sejarah
yang jarang disorot oleh media sosial, yang hanya terekam dalam fikiranku yang
lemah ini.Aku yakin, bahwa hadirnya ia ke dunia ini hanyalah untukku, dan
membahagiakan hidupku, yang mungkin saja hidupku akan menjadi datar tanpa
adanya ritme kehidupan serta nada kasih sayang darinya.
Aku
sangat kenal juga faham akan siapa dia, tanpa adanya selapis hijab penghalang
dan sehelai kain pembatas dalam mengenal, mencatat, bahkan merasakan kelembutan
sentuhan halus dan lembut dari popongan tangannya sejak ia melahirkan aku ke
dunia dengan buaian cintanya yang begitu tersentuh dalam hati sanubariku.Dialah
tempat aku berteduh sebelum melihat indahnya dunia fana ini, selama 9 bulan
lamanya aku menetap di terowongan pelindung akan tubuh dalam kesucian, dan
tatkala aku lahir engkau mendidik hingga aku tumbuh besar dan mengenal siapa
tuhan yang mencipkan aku, kamu dan mereka. .
Aku
telah melangkah lebar dari perjalanan
masa kecil, dan kini aku telah menjadi seorang remaja yang nakal, keras kepala,
dan pembangkang, begitu jauh dari sifat kasih sayang yang telah dilatih oleh
seorang ibu yang senantiasa bertutur lemah lembut dan selalu berusaha untuk
melembutkan hati demi terwujudnya seorang anak
laki-laki yang sholeh, yang betapa ia impikan dalam tidur, dan yang ia panjatkan
dalam do’a harapan seiring menengadahnya wajah disaat sembah sujudnya kepada
sang khaliq.
Tapi
suatu ketika disaat lebaran tiba, gelombang besar telah menghantam tali cintaku
padanya, tatkala ia terlupa untuk
membeli sepasang pakaian lebaran untukku, yang sangat kusukai dan kuharapkan
pada ibu tuk dapat membelinya di hari lebaran tahun ini. Akan tetapi untuk adik
dan abang kandungku, ibu tak lupa membelikan masing-masing sepasang celana dan
baju batik berlapis less hitam untuk mereka.Dengan seketika itu wajah yang
penuh harap bercampur senang menunggu datangnya baju baru kini telah menjadi
masam dan sinis,senyuman manis dari bibir indah ini telah meredup dan gelap,
layaknya langit yang cerah yang ditutupi oleh bongkahan awan hitam yang menghadirkan
langit dunia yang mendung.Ketika itu aku bergegas dari hadapannya tanpa
mengubris penjelasan dari kelupaanya tadi.
Aku beranjak
cepat sambil melontarkan kata-kata sadis, sebagai pelampiasan kemarahanku
padanya:
"mama pilih kasih” , ucapku marah
“mama
memang tidak pernah sayang sama aku” ujarku kemudian.
“mama adalah
orang tua paling jahat yang pernah kutemui”
kataku dengan suara berteriak, Bisikan demi bisikan kian tergiang di
telingaku, ibarat nyamuk yang sedang kehausan akan darah manusia.Beribu kata
hinaan terucap dari bibir ini, ibarat air bah yang mengalir kepenuhan, dan
berani mengatakan “aku benci ibu”. Fikiranku telah dihantui oleh berbagai
bisikan halus yang mengatakan orang tuaku menganggap aku anak pungut yang
ditemukan di pinggiran sampah yang kotor, mereka tidak peduli padaku, mereka
lebih menyanyangi abangku karna dia adalah anak sulungnya, dan begitupun dengan
adikku, mereka lebih menyanyagi adikku karna dia merupakan anak bungsunya yang
masih berumur sebesar benih padi.
Sungguh
ungkapan yang teramat menyakitkan,
sehingga menyentuh lubuk hatimu ibu, seakan telah dilukai oleh sayatan silet
yang membelah dada, dan menaburkan darah segar dari dalam tubuh yang
menimbulkan luka yang mungkin takkan dapat disembuhkan oleh seorang ahli
kesehatan dan medis. Malam
semakin larut, aku pun tertidur seusai membaca Alqur’an dan bercanda riang bersama adikku sampai aku
tertelap dengan sendirinya, Seketika aku merasakan ada bunyi telapak kaki yang
melangkah menyelinap ke kamarku dengan perlahaan, namun aku biarkan saja,
mataku begitu berat karna mengantuk. Tiba-tiba sebuah tangan halus menyentuh
pipiku , sembari ia berkata : “Nak, maafin mama ya !! mama lupa membelikan baju lebaran untukmu,,kemarin
mama terburu-buru sayang, karna ada kawan mama yang kecelakaan, bukan mama
tidak sayang padamu, tapi mama memang benar-benar lupa sayang , mama sayang
sama anak mama, sama Iqbal, adikmu Rajul, juga abangmu Firdaus. Tak ada niat
mama milih kasih antara anak-anak mama, karna bagi mama kalian adalah buah hati
mama, tak pernah terbesit dalam hati mama untuk membenci kamu nak. maafin mama
ya sayang !!!!! ujarnya penuh penyesalan sambil ia menarik selimut
menyelimutiku agar terjaga dari angin malam yang menyapa dan nyamuk nakal yang menganggu lelap tidurku, kemudian ibu pun
berlalu keluar.Seketika aku terbangun,
dengan perasaan layaknya orang mengalami mimpi buruk di malam hari. Dengan
nafas yang terengah, aku bertanya pada hatiku, apakah ini mimpi ??“Seakan aku
telah mendengar ucapan kata maaf dari ibuku”
diriku bertanya dalam hatiku..
Aku
merasa tertegun,,air mata ini tak kuasa aku membendungnya, aku menangis !!!!!
“aku menyesal ibu”!!!! ucapku
dalam hati,, aku pun keluar menuju kamar ibuku yang berada tidak jauh dari
kamar tidurku. Aku melihat ibu hendak masuk ke kamarnya, lalu aku memeluknya
dari belakang dengan hati yang dipenuhi rasa bersalah, sembari mengucapkan kata
maaf : “ma
,, maafin iqbal ya ma”,, tuturku sambil bersimpuh di kakinya dengan deraian air
mata. “iqbal telah salah
faham sama mama” ujarku penuh penyesalan, kemudian ibuku menjawab sambil tersenyum
tenang :
“iya, sayang , itu semua
salah mama”sahut ibuku.
“mama sayaaaang kali sama anak mama”
apalagi sama anak mama yang ganteng kaya gini “
ujarnya sambil menyentuh hidung yang sedikit mancung ini,, hehe ibuku
tertawa kecil.Ia menjawab dengan sekenanya, aku melihat bahwa tak ada
sedikitpun rasa benci dari hatinya kecuali hanya senyuman keikhlasan yang
terpancar jelas dari bibirnya.ya sudah , sekarang iqbal tidur ya sayang,, dan
lupakan semua, sahutnya kemudian dan berlalu masuk ke kamarnya.
Hari
demi hari telah kulewati, seiring bergulirnya waktu disaat itu pula kasih
sayangmu tiada henti menyapaku, layaknya rintikan hujan yang turun membasahi
bumi dan menjadi embun bagi setiap rumput yang telah gersang akan air kasih
sayang.“ you are the best mom for me !!!!! itulah kata yang sepatutnya aku
ucapkan sebagai kata cintaku terhadapmu ibu, yang senantiasa engkau curahkan
pada kami.
Aku terbangun di sepertiga malam,
seketika ibu datang ke kamarku kemudian duduk disampingku,”aroma tubuhnya
berbau khas dapur,” pasti ibuku baru selesai memasak” ucapku dalam hati.
“ Kok bangun nak, mau sholat tahajjud ? tanya ibuku sembari tersenyum.. “Aku
pun tersenyum,, ia ma, iqbal terbangun karna kepanasan, sekalian aja sholat
tahajjud,, sahutku ,,,
“Oh
begitu,,!! Sahutnya lagi. Kemudian suasana menjadi hening , “Mama baru selesai masak ? tanyaku kemudian..,,
“ia sayang,, ayahmu baru
pulang kerja, katanya ayah lagi lapar,, oh ya nak , bisa tolong bangunkan
ayahmu sebentar,, mama sedikit tidak enak membangunkakannya, takutnya menganggu. " Baik ma ",, sahutku penuh
keikhlasan.
Hari ini aku terbangun pagi sekali, aku
merapikan tempat tidur dan hendak beranjak ke kamar mandi yang bermaksud untuk
mencuci muka.Setapak aku baru menghayunkan langkah, seketika ibuku telah datang
ke kamarku dengan membawa segelas susu hangat dan 2 potong roti kering yang
sering dipersiapkan ibu untuk sarapan pagiku. Ia bercerita panjang lebar
tentang apa yang telah ia rasakan terhadap saudara kandungku yang umurnya tidak
terpaut jauh dariku, Ia merupakan seorang laki-laki yang sangat ibuku banggakan,
karena ia adalah anak laki-laki pertama yang ia miliki sebelum aku, ia adalah
abangku yang selalu dibanggakan ibu dan ayahku. Namun kini ibuku sering
dibuatnya menangis dengan pergaulannya yang liar, dan sifatnya yang pemalas dan
ugal-ugalan dijalanan membuat ibuku khawatir akan terjadi sesuatu hal yang
tidak ia inginkan terjadi terhadap anaknya. Akan tetapi itu semua tidaklah
membuat ia lupa kepada kami, senyuman manis bentuk ketabahan dari sudut
bibirnya tak pernah hilang. seketika ia berkata :
“iqbal, kamu jangan lupain mama
ya,,?? Ucapnya dengan wajah sedih.
“ Ia ma,Umur mama mungkin sudah tua,
namun rasa sayang iqbal takkan pernah
pudar untuk mama meskipun iqbal telah menikah nanti,,sahutku, “terima
kasih ya sayang, mama sayang sama kalian
anak-anak mama,, sahutnya lagi.
Bibirnya yang pucat telah menjadi lembab
karena dibasahi oleh air mata yang menetes di pipinya yang kusam.Dia mengangkat
wajahnya dan memandang seketika pada wajahku dengan bola mata yang berbinar air
mata, yang apabila hendak ia berkedip maka akan tumpah airnya.Kemudian ia
berdiri sambil menghapus air mata yang telah penuh dalam kelopak matanya yang
lesu.kemudian aku bertanya pada ibuku :
“Mama
nangis ???? tanyaku penuh haru.
“Eh, hm, Tidak sayang,,
mama hanya sedang teringat abangmu saja”jawabnya mengelak.Perasaanku jadi
bingung melihat ibuku, aku tak berani mendekatinya, di satu sisi aku takut
ibuku akan malu karena menangis, tapi di sisi lain aku ingin mencoba menghibur layaknya ibu dahulu menghiburku disaat
menangis sambil merengek dalam ayunan kayu dengan di iringi goyangan kaki ke
kiri dan kanan.Mulut ini terkunci, tiada sepatah kata pun yang mampu ku ucapkan
kecuali hanya terdiam, ibu bercerita panjang lebar tentang hidupnya yang asik,
katanya?.Aku yakin bahwa hidupnya memiliki beribu kisah pahit namun beberapa
diantaranya ditemani kejadian manis pula. Ibu
berdiri tegak di hadapan kamarku, yang luas kamarnya tersebut tidak begitu
besar, yang telah dibangun lama dengan desain yang istimewa oleh seorang
arsitektur rumahan, yaitu ayahku sendiri, yang sifatnya sangat kritisi dan
berwatak keras, namun ayahku sangat menyanyangi kami, dan seharusnya juga
bagiku untuk mencintai sang ayah tanpa mengingat akan sifatnya yang selalu
mengkritik dan membandingkan setiap kelebihan adikku dengan kekuranganku. Yang mana
setiap harinya memojokkanku dalam setiap hal yang adik kandungku itu mampu
melakukannya sedangkan aku tidak.Dan Ibu selalu membela ayah dengan berbagai
alasan, dengan maksud agar aku mampu bangkit dari keterpurukan dan mampu
melawan sengitnya persaingan di masa depan, dengan demikian aku menjadi anak
yang lebih di hargai orang lain dan juga ayahku sendiri, dengan rajin belajar
dan merubah rasa takut yang dahulunya sering menemani menjadi orang cerdas dan
pemberani juga agar keluarganya kian untuh dan terlindungi dari berbagai
problema dalam rumah tangganya.
Kehidupan adalah misteri,
Hari esok juga misteri, dan bahkan beberapa menit yang telah berlalu juga
misteri yang pada awalnya semua orang tak pernah tahu sekenario sang pencipta.
Ia ibarat jalan tol yang terjulur panjang menyusuri kota dimana tempat aku
berteduh, Aku tidak tahu persis sampai batas mana aku harus melangkah, namun
aku selalu akan tegar dengan semangat dan dukungan sang ibu untukku dalam menjalani
hidup dan mencari titik akhir mencapai
suatu kesuksesan.
Harta benda bukanlah segalanya
bagiku, dengannya takkan mampu mengubah hati menjadi lebih baik dan lembut,
karna didalamnya tiada terdapat ruh yang mampu menggerakkan hati menjadi tegar
dan tenang, namun sang ibu, ia mampu menjadi pelita hati dalam kegelapan,
menjadi penyejuk jiwa disaat amarah menjadi tuan dan menduduki tahta mahkota
hati.
TETESAN TINTA HITAM PELAPIS KASIH SAYANG
Reviewed by IQBAL MAULANA
on
December 24, 2014
Rating:
bagus bg
ReplyDeletemksih ya
ReplyDeletehuhuhu :') kisahnya si iqbal :D .. makanya gak boleh seudzhon bal ^^ hhehe .. kasih ibu itu sepanjang masa tiada terhapuskan {}
ReplyDeletehehe iya sobat
ReplyDelete