Tema :PerempuandanPerdamaian Aceh
Sub Tema
:PerempuanDalamUpayaPerdamaian
Sejalan dengan Berputarnya roda kehidupan,perempuan telahbanyakmenggoreskantintasejarah yang luarbiasadalamupayamewujudkanperdamaianbangsa.keikutsertaanmerekadalammeredakankonfliktakmampu
di hargaidengansuatuapapun,melainkandengansuatuapresiasi yang sangatluarbiasa
yang haruskitaberikanataskegigihanmerekadalammembantukaumlaki-laki demi mewujudkanperdamaianbangsa.
Padakesempataninisayainginmenulistentangbagaimanaupayaperempuandalammewujudkansuatuperdamaian.Takdapatdipungkirilagibahwaupayaseorangperempuandalammewujudkanperdamaiansebenarnyasudahbanyakkitakenali.Akan
tetapihaltersebutseringkalikitalupakansehinggasubstansiiniseringkali di abaikan.Betapabanyakcontohkitatemukandalamhalinimisalnya,
aktifitasperdamaiandilakukanolehkelompokperempuan di Ambon, Poso, Pontianak,
Papua, Acehdan di daerahlainnya di
masalaluketikadilandakonflik.Aktifitasmerekaumumnyadilakukanbegitu genuine
munculsecaraspontankepermukaan yang di diorongolehkesadaran moral
kemanusiaandanetikapolitiksangatmendalamuntukmenjawabkebutuhanmempertahankanhidupdanmelestarikankehidupan.Dan
salahsatucontoh yang seringkitadengaradalahupayaperdamaian yang
dilakukanolehPerempuan Aceh, dimanapengalamansertapraktekperempuan Acehdalammelawanpenjajahyang melakukanpembantaian di Aceh semasarezimSoeharto yang
dikenaldenganmasa DOM (Daerah OperasiMiliter).inimenunjukkanbahwaperempuantelahbanyakberperandalamperdamaianketikakonflikmenyambar
di tengahmasyarakat. Bahkanaktifitasnyaterkadangdisertaikegiatanpenuhresikoyang
takterfikirkandansulit di mengertiolehkebanyakan orang
sampai-sampaiharusmempertaruhkansegalakehidupan yang indahdimasadepan. Namun
di zamanreformasiinikeadaansungguhberbeda,dimanasekarangperempuan di nomor-duakanatau
di kesampingkandalamberbagaihal, berbedahalnyadenganparalelaki yang seringkali
menjadi sorotan utama atau harapan utama dalam berbagai arena atau tempat, baik
dalam menciptakan, memperbaiki, maupun menyempurnakan kehidupan bangsa.Kita menyadari
sepenuhnya bahwa pandangan masyarakat selama ini yang sering meragukan
kemampuan kaum perempuan, dan bahkan sebagian elit politik, mereka memandang
sebelah mata akan kaum perempuan, dan beranggapan bahwa perempuan hanya
mempunyai hak berkiprah di wilayah domestik saja, dan tak mampu dibagian
publik. Kaum perempuan dipandang sebagai pihak yang lemah, emosional,
materialistis, tidak dapat menggunakan akal budinya, serta tidak mampu
mengembangkan kepemimpinan yang kuat dan efektif. Selain itu perempuan juga dianggap
tidak akan mampu masuk ke wilayah politik pemerintahan, karena wilayah ini
dipandang sebagai wilayah yang keras, kompleks, dan membutuhkan stamina fisik
yang kuat, sehingga tidak mungkin kaum perempuan berkiprah di sana.
Sebagaipenulis yang fahamsejarahsertakiprahPerempuan
Aceh sayamerasabahwasemua itu hanyalah pandangan-pandangan yang
salahdalampenilaianterhadapseorangperempuan.Buktinyasajamerekaberanidanmampudalammenyatukanlangkahdenganparalaki-lakiuntukmenjadiagenperdamaian.Meskipunbenarbahwaperempuan
diciptakan sebagai hamba Allah yang lemah, namun perempuan memiliki metode
sendiri dalam memimpin dan juga kuat dalam berideologi. Upaya perempuan amat
besar dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tanpanya kehidupan tidak
akan berjalan layak semestinya. Sebab ia adalah yang melahirkan generasi baru
yang mana generasi itu adalah penentu nasib bangsa nanti.Sekiranya, di muka
bumi ini hanya dihuni oleh laki-laki, kehidupan mungkin sudah terhenti
beribu-ribu abad yang lalu.Oleh sebab itu, perempuan tidak bisa diremehkan dan
diabaikan, karena dibalik semua keberhasilan dan berwarnanya kehidupan,
disebabkan oleh adanya perempuan.
Menurut pendapat saya bahwa sebenarnyaperempuan
sangat dekat dengan kehidupan, karena perempuan memang hadling life, dia yang
memulai kehidupan sejak dari alam rahim, dan perempuan juga yang melahirkan
generasi bangsa, kemudian dibesarkan olehnya, dan akhirnya perempuan juga yang
akan merasakan sedih disaat anak-anak dan suaminya yang ikut terbunuh oleh para
penjajah. Ini menunjukkan bahwa hal tersebutlah yang menggerakkan hati para
perempuan untuk ikut menyatukan bahu dalam memerangi para musuh yang akan
menjajah negeri Aceh yang dilandaskan oleh rasa cintanya terhadap keluarga.
Jikakitaberceritatentangupayaperempuandalamperdamaian
Aceh, pastitidakakanadahabisnyadanbahkandalamkontekssejarahsejarahIslam, sepeninggalNabi,
perempuantelahmemulaiupayadalammengatasikonflikantarakaum Sunni danSyiah. Salah
satukisah paling popular adalahkisahPerang Jamal dimanaSayyidahAisyahra.,
istriBagindaRasulmenjadipemimpinperangmelawan Ali bin AbiThalib. DisebutPerang
Jamal, karena Sang Humairahdengangagahperkasamengendaraiunta.
KonflikiniberlanjutdenganhadirnyaperangShiffin yang terjadiantaraMuawiyahdan
Ali danparapengikutnya.Kisahlainnya,
padamasaRasulterdapatsalahseorangistrisahabat yang bernamaUmmuSalamah yang
harusterpisahdarisuamidananaknyaakibatperang.Sejakterpisahdengansuamidananaknya,
setiappagiUmmuSalamahpergiketanahlapangdanduduksambilmenangis.Hal
itudilakukanselamasetahun,
hinggapadasuatuhariseorangsepupunyadariBaniMughirahmelihatnyadanberkatakepadakeluargaBaniMughirah
yang lainya, “Tidakkah kalian merasasimpatiterhadapperempuanmalangitu?Kalian
telahmemisahkannyadarisuamidananaknya.”Keduacerita di atasmenunjukkanbahwa di
dalamkonflik,
perempuanbisamemilikiduaposisibaiksebagaiaktormaupunsebagaikorban.Namuntentunyaposisisebagaikorbanmenyisakanlukadan
trauma yang teramatmendalam.
Olehkarenaitukesederajatanantaralaki-lakidanperempuanharuslahada,
agar perempuantidakmerasadilecehkan, dan di remehkansertaberpegangteguhlahpadasalahsatu
sabda Rasulullah SAW, yaitu “Wanita itu tiang negara apabila dia (wanita) baik,
maka baiklah negara, dan apabila wanita itu rusak makarusaklahnegaraitu.(H.R
MUSLIM)Dalamhadistinimenjelaskanbahwaperempuanituwajibdijagasupayabangsa yang
inisenantiasaharumsampaikapanpun.
Dan Rasulullah SAWbegitumengedepankanibu(perempuan)
daripadaseorangbapak(laki-laki) dikarenakanperempuanlebihtaatdarikaumlaki-lakidalammelakukansuatuhal.Namun
yang terlebihpentingnya lagi ialahsuatu proses perubahanpandangan yang
bersifatobjektifataumenyeluruh.Pandangan lama harusdigantikandenganpandangan
yang baru. Yangmanapandangantersebuttidakmembedakanantaralaki-lakidanperempuansertasatupenilaian
bahwa semua manusiamemilikihakdankesempatan yang sama.Denganpandanganbaruini
segala bentukdiskriminasi yang membatasiruanggerakperempuanhendaknyadihapuskandandigantikan
dengan pandangan yang memperluasruanggerakkaumperempuanlebihdariitu,perlu pula
dikembangkansuatupandangan yang menempatkankaumperempuantetapsebagaiperempuan.
Yakni pandangan yang menilaikiprahdankaryaperempuandarisudutperempuanitusendiri,
danbukandari sudut yang lain.
Sebagai contoh , Dalam menilai
kiprah dan model kepemimpinan kaum perempuan dalam panggung politik
pemerintahan, hendaknya cara kita menilai tetaplah menggunakan sudut
pandang perempuan,
sehinggaperempuantidakdidorongmerubahjatidirinya.Kaumperempuantentumemiliki
karakter dan gaya yang khas dalam memimpin, sesuai dengan kepribadiannya.
Jadibesarharapanperempuanterhadappemerintah
Aceh
untuklebihmenghiraukankaumperempuandanmenyamakananatarakaumperempuandanlaki-lakidalamberbagairanahmaupuntempat.
Dan memeberikesempatanuntukberperandanberkontribusisertaberkaryadalammemajukanbangsaini,dansemogamenjadisatulangkah
yang ampuhuntukmemajukanbangsa Aceh nantinya.
Kemudiansebagaisalahsatu
contoh nyata dalam upaya perempuan mewujudkan perdamaian adalah sejarah
perempuan Aceh dahulu, yang mana perempuanAceh sejak dahulu sudah memainkan
peran besar dalam perdamaian bangsa dan membantu mempertahankan wilayah aceh
dari agresi penjajahan belanda , seperti
tokoh Tcut Nyak Dhien, Tcut Meutia, Tgk Fakinah, Sultanah Safiatuddin,
dan tokoh lainnya. Yang kemudian setelah kemerdekaan peran yang dimainkan oleh
kaum perempuan tidak kalah pentingnya,
terutama pada masa konflik, banyakdariparaperempuan yang berperanganda, pada
satu sisi mereka mengurusi keluarga , dan di sisi lain mereka menjadi kepala
keluarga, dikarenakan gerak kaum laki-laki yang terbatas dan tidak leluasa
ketika itu.
Berbagaikisahsukamaupundukatelahperempuanrasakanselamaperperangan,
Namunsetelahkonflikterjadiitumereda,
tiba-tiba genuinitas aktifitas perdamaian mereka itu seakan surut ke belakang
dan hilang dari permukaan.Padahal dalam konteks sekarang memasuki paska-konflik
dan politik dan mengarungi kehidupan politik demokrasi, aktifitas perdamaian
tetap penting harus dilakukan.Pembangunan paska-konflik dan politik demokrasi,
aktifitas perdamaiantetapharusada.Bahkanperanpentingperempuan dalam pembangunan
bangsa dahulu telah maju pesat dan telah dibuktikan dengan terpilihnya seorang
wanita sebagai presiden Republik Indonesia.Demikian pula halnya di
lembaga-lembaga lainnya seperti legislatif dan yudikatif, beberapa wanita juga
memiliki peran yang cukup dominanuntukkemajuanbangsa.Kaumperempuanmemilikitanggung
jawab sejarah untuk menyelamatkan bangsa dan negara. SebenarnyaKaumperempuanmemilikiperan dan tanggung
jawab yaitu turut andil dalam pengambilan keputusan publik, seperti dalam
bidang pendidikan, politik, ekonomi, dan sosial.Danbanyakkitamelihatparaperempuanjugaberkontribusidalam
mensukseskan bangsa, terutama dalam pendidikan. Mengatur keluarga,dalam tata
cara mendidik anak, para ibu mampu mengayomi anak-anaknya dengan cara melakukan
pendekatan dari tangan halus seorang ibu dan mendidik dengan lembut sehingga
anaknya patuhsertamahirdalamberfikirdanberintelektual.
Reviewed by IQBAL MAULANA
on
March 30, 2015
Rating:
No comments: